SOKOGURU – Di tengah derasnya arus globalisasi dan transformasi teknologi, dunia tengah menyaksikan bagaimana negara-negara berlomba menyiapkan generasi mudanya agar mampu bersaing di kancah internasional.
Salah satu negara yang menunjukkan keseriusan dan konsistensi tinggi dalam hal ini adalah China.
Dengan visi jauh ke depan, sistem pendidikan di Negeri Tirai Bambu ini telah mengalami perubahan masif untuk membentuk sumber daya manusia yang tidak hanya cakap, tetapi juga inovatif dan berdaya saing global.
Revolusi Pendidikan Berbasis Teknologi dan Sains
China menyadari bahwa masa depan ditentukan oleh penguasaan teknologi dan ilmu pengetahuan.
Maka tak mengherankan jika kurikulum pendidikan dasar hingga tinggi mereka kini menekankan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) sebagai pilar utama.
Baca juga: Editorial: Belajar dari China, Ketika Budaya, Strategi, dan Visi Jangka Panjang Menjadi Kunci Sukses
Investasi besar-besaran dilakukan, mulai dari pembangunan laboratorium berstandar internasional di sekolah, pelatihan guru berbasis riset, hingga kolaborasi erat dengan industri teknologi dalam mencetak lulusan siap pakai.
Kehadiran Artificial Intelligence (AI), Big Data, dan Internet of Things (IoT) bahkan telah diintegrasikan dalam pendidikan sejak usia dini.
Hal ini membuat pelajar China tumbuh sebagai digital natives yang adaptif terhadap perubahan teknologi dan mampu menjadi pelaku inovasi, bukan sekadar pengguna.
Budaya Kompetitif dan Etos Kerja Tinggi
Salah satu kekuatan sistem pendidikan China adalah budaya kompetitif yang tinggi. Meski sering dikritik terlalu menekan, tidak dapat dipungkiri bahwa hal ini membentuk etos kerja yang kuat dan mental tangguh pada generasi mudanya.
Ujian masuk perguruan tinggi nasional (gaokao), misalnya, menjadi simbol betapa seriusnya pendidikan dipandang sebagai jalan utama menuju mobilitas sosial dan kesuksesan hidup.
Baca juga: BYD China Siap Bangun Pabrik Senilai Rp16 Triliun di Subang, Targetkan Produksi 2026
Namun, pemerintah China kini mulai melakukan reformasi untuk menyeimbangkan tekanan akademik dengan pengembangan soft skills, kreativitas, dan kesehatan mental.
Kebijakan ini penting untuk memastikan bahwa generasi muda tidak hanya unggul secara intelektual, tetapi juga sehat secara emosional dan sosial.
Internasionalisasi Pendidikan dan Kemampuan Multibahasa
Langkah besar lainnya yang diambil China adalah mendorong internasionalisasi pendidikan. Ribuan pelajar dikirim ke luar negeri melalui program beasiswa negara seperti CSC (China Scholarship Council), sementara universitas dalam negeri terus menjalin kerja sama dengan kampus top dunia.
Kemampuan multibahasa, terutama penguasaan bahasa Inggris dan bahasa asing lain, juga ditanamkan sejak dini.
Hal ini tidak hanya menjadikan pelajar China lebih siap memasuki pasar kerja global, tetapi juga membuka peluang lebih besar dalam bidang diplomasi, ekonomi, dan kerja sama internasional.
Pendidikan Vokasional dan Konektivitas dengan Industri
China tidak hanya fokus pada pendidikan akademik, tetapi juga sangat serius mengembangkan pendidikan vokasional. Pemerintah menyediakan jalur pendidikan teknis yang terintegrasi langsung dengan kebutuhan dunia industri.
Dengan konsep “dual education system” yang menggabungkan teori dan praktik kerja di perusahaan, lulusan vokasi di China dipastikan siap langsung bekerja tanpa perlu pelatihan ulang.
Inilah yang membedakan China dari banyak negara lain: pendekatan pendidikan yang terhubung erat dengan realitas dunia kerja dan didukung oleh roadmap ekonomi jangka panjang seperti Made in China 2025 dan Belt and Road Initiative.
Tantangan dan Harapan
Meski telah mencapai kemajuan besar, pendidikan di China juga menghadapi sejumlah tantangan. Ketimpangan akses pendidikan antara wilayah urban dan rural masih terjadi, begitu pula tekanan akademik yang berpotensi mengabaikan aspek humanistik pendidikan.
Namun demikian, arah kebijakan dan investasi jangka panjang yang dilakukan pemerintah menunjukkan bahwa China sangat serius dalam mencetak generasi muda yang tangguh, berdaya saing, dan mampu memainkan peran penting dalam peta global abad ke-21.
China telah memberi contoh bagaimana pendidikan bisa menjadi alat utama dalam membentuk peradaban masa depan.
Baca juga: GIIAS 2024 Bandung, BYD M6 Hadirkan Tiga Varian dengan Fitur Terkini
Dengan pendekatan strategis, teknologi canggih, dan budaya disiplin yang kuat, China perlahan namun pasti tengah membentuk angkatan kerja unggulan yang siap menjadi motor penggerak dunia.
Negara lain, termasuk Indonesia, dapat belajar banyak dari pendekatan ini—tentang pentingnya investasi jangka panjang, keberanian dalam berinovasi, dan keselarasan antara dunia pendidikan dan kebutuhan riil dunia kerja global. (Opini/Deri Dahuri) (*)